Al-Hikmah Fesban MBI

Al Hikmah Fesban
Gup Al Hikmah

Bagi yang belum tau apa itu fesban, saya kasih tau. Fesban itu singkatan dari festival al-banjari yang sudah terkenal di daerah jawa, terutama Jawa Timur.

Grup yang sudah tidak asing lagi dan terkenal se-Jawa Timur, yaitu Muhasabatul Qolbi yang berasal dari Jombang.

Tapi kali ini, saya tidak cerita tentang grupnya. Melainkan, grup saya sendiri. Al-hikmah yang sudah terbentuk sejak tiga tahun silam kiranya.

Kembali ke Tingkat Sekolah

Sudah lama grup kita tidak merasakan fesban, sekali ada fesban selalu ada kendala. Entah itu dari penerbang kita yang kurang lengkap, maupun dari vokalnya juga yang belum lengkap.

Bahkan, kalo semua ada dan sudah lengkap, fesban apapun ditrabas. Seperti halnya fesban ini, fesban tingkat sekolah, masih saja diikuti sama teman-teman.

Persyaratannya, yaitu berusia 19 tahun, foto 3×4 berwarna dan fotocopy kartu pelajar, sedangkan kita sudah tidak pelajar lagi dan kartunya sudah tidak berlaku.

Terpaksa kita harus membuat kartu pelajar palsu, tanda kutip besar kalian tidak boleh lakukan ini ya. Karna, ini perbuatan yang tidak patut dicontoh. Ini hanya syarat saja untuk bisa ikut fesban.

“Ayo fesban, sudah lama kita tidak ikut fesban!” sebut saja Jhono, yang ajak kita untuk ikut fesban dan share pamflet fesban MBI.

“Terserah aja lur, aku manut teman-teman”, mas Zeck sebagai backing vocal menjawabnya di grup.

Tidak ambil pusing, salah satu dari anggota kita menghubungi nomer telfon yang tertera di pamflet. Tepat juga, fesbannya dilaksanakan hari minggu. Jadi, bisa sekalian berlibur.

Fesban MBI yang berada di daerah Pacet, tempat juga dimana orang biasanya menghabiskan weekendnya disana.

Berangkat Malam

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil saat mau berangkat

Setelah pendaftaran, kita harus mengikuti TM (technical meeting) yang harus diwakili setiap grup. Karna ada pengaturan dalam fesban yang harus disampaikan ke setiap peserta dan pengambilan undian nomer.

Sedangkan kita tidak mengikuti TM, jadi pasrah akan hasil keputusan nomernya nanti. Entah itu dapat pagi, siang ataupun sore, karna fesban ini hanya 35 peserta dan berakhir sore.

Setelah mendengar kabar tentang keputusan TM, kita dapat nomer awal. Nomer yang tidak banyak disukai dengan peserta.

Jadi, kita harus sampai disana lebih dulu, karna jarak antara basecamp dengan tempat fesban lumayan jauh. Terpaksa kita harus berangkat malam hari, biar tidak telat nantinya.

  • Persiapan

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil saat makan

Sebelum berangkat, kita harus mengkondisikan teman-teman semua, kalo perlengkapannya sudah siap.

Mulai dari seragam, terbang, surat-surat kendaraan dan kondisi motor yang nantinya kita gunakan untuk berangkat kesana.

Monggo, segera kumpul di basecamp, biar tidak malam-malam untuk berangkatnya”, tanya mas Zeck kepada teman-teman di grup WhatsApp.

“Iya mas Zeck, nunggu motornya datang”, jawab Jhono di dalam grup.

Sekitar jam setengah delapan kita sudah kumpul dan memastikan, kalo semua barang bawaan sudah lengkap.

Tidak lupa juga, makan yang wajib kita laksanakan sebelum berangkat untuk mengisi tenaga.

Rebus mie untuk beberapa orang, supaya perut terisi dengan makanan, walaupun isinya hanya rebusan mie, hihi.

“Ayo sini-sini, makan dulu!”, ajak mas Zeck yang bisa mengkondisikan teman-teman.

  • Bermalam di Masjid

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil saat di masjid

Setelah makan, kita sudah siap untuk melanjutkan perjalanan ke Pacet. Tidak lupa memakai jaket untuk keselamatan berkendara dan juga cuaca disana yang sangat dingin.

Perjalanan dengan menikmati sejuknya angin malam, ditambah lagi keseruan saat berkendara dengan melantunkan sholawat. Menjadikan kita bersemangat untuk mendapat syafaat nabi.

Shoolawatullohitaghsyaa asyrofarrusli ‘athoii….”, lantunan suara dari mas Zeck yang menjadi penyejuk hati saat di jalan.

Sampai di Pacet, kita bingung mau tidur dimana. Teman saya juga di chat tidak balas, padahal saya ingin menginap di rumah dia, karna rumahnya dekat dengan lokasi fesban.

Tidak ambil pusing, kita mencari warung kopi dulu untuk menghilangkan rasa dingin yang menempel di badan, dan mencari masjid terdekat untuk kita beristirahat.

“Nanti cari masjid terdekat, saja untuk tempat istirahat”, kata Jhono kepada teman-teman.

Setelah ngopi dan mengisi perut dengan camilan, kita melanjutkan untuk mencari masjid terdekat yang tidak jauh dari tempat ngopi.

Masjid yang belum ada pintu gerbangnya, kita langsung masuk ke dalamnya dan motornya kita kunci gembok.

  • Menuju Lokasi Fesban

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil saat makan di rumah teman saya

Subuh telah berkumandang, kita bergegas bangun untuk melaksanakan sholat subuh berjama’ah. Tapi, ada juga yang masih tidur, melanjutkan mimpi yang belum selesai, hihi.

Setelah sholat subuh, kita yang berjama’ah bangunin teman-teman yang sedang enak tidur. Untuk bisa siap-siap melanjutkan perjalanan menuju lokasi fesban.

Bersih-bersih diri di kamar mandi masjid, beres-beres dengan barangnya masing-masing dan juga perlengkapan fesban.

Sudah siap semua, kita melanjutkan perjalanan ke rumah teman saya yang dekat dari lokasi fesban, untuk mengisi perut yang sedang kosong, hihi.

“Posisi dimana?”, tanya saya kepada teman saya di chat WhatsApp.

Hampir satu jam-an saya menunggu balasan dari dia, tapi dia tidak membalas. Langsung saja kita berangkat ke rumahnya.

Sampai di rumahnya, ternyata ada ibunya saja. Teman saya sudah berangkat kerja sejak jam enam tadi. Sedangkan saya ke rumahnya jam tujuh.

Mungkin dia lupa, karna malamnya sudah saya konfirmasi kalo saya dan teman-teman saya mau ke rumah dia.

Assalaamu’alaikum”, salam saya sambil toktok pintu rumah teman saya.

Wa’alaikumussalam”, jawab ibunya.

“Aan ada di rumah bu?”.

“Aan sudah berangkat kerja dari tadi jam enam, dari mana ini?”, tanya ibunya lagi.

“teman sholawatannya Aan bu, dari Jetis”, jawab saya.

Setelah ngobrol banyak, kita langsung pesan makanan ke ibunya, karna ibunya juga jual mie ayam di rumah.

Meskipun mie ayam, tapi sudah bikin perut kenyang. Karna lapar tidak peduli dengan nasi. Apapun makanan yang ada, sudah sangat kita syukuri.

  • Saatnya Fesban

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil dari video

Setelah kenyang makan, kita melanjutkan ke lokasi fesban. Hanya membutuhkan waktu 15 menit sudah sampai di lokasi.

Sampai di lokasi, cari tempat ngopi sebentar dan mencari tempat untuk latihan sebelum kita tampil.

Sebelum mencari tempat latihan, kita registrasi dulu ke panitia. Bahwa dari grup kita sudah datang dan sudah siap untuk tampil kalo sudah waktunya.

Masjid yang ada di dalam pondok, menjadi tempat kita untuk latihan. Suara keras terdengar dari terbang, keras-kerasan main terbang dengan grup lain dan vokalnya tidak mau kalah juga.

Latihan hanya beberapa menit dengan memaksimalkan waktu yang agak mepet. Karna kebanyakan peserta yang dapat nomer undian awal, belum ada yang datang, hanya dari grup kita yang sudah datang.

“Ayo rek!, peserta satu sampai empat belum datang”, ajak Jhono yang sudah tidak sabar naik panggung, hihi.

“Sebentar, yang tenang dulu”, jawab mas Zeck dengan selow.

Peserta nomer urut satu sampai empat belum datang, jadi kena rolling. Terpaksa grup kita yang tampil dalu.

Waktu tampil hanya tujuh menit, karna hanya jingle dan satu lagu wajib. Tapi, kita setor lagu sebanyak tiga dan nanti saat tampil dipilih satu oleh juri.

“Ini gimana, kok beda dengan latihan tadi”, ujar Roqib setelah tampil.

“Mau gimana lagi, sudah terjadi, ya tidak bisa terulang lagi. Lain kali kalo mau fesban, bisa diulangi berkali-kali latihannya. Latihan satu minggu sebelum fesban, yang penting jangan putus asa, karna kita sudah memberikan yang terbaik buat grup kita”, jawab mas Zeck dengan mengkondisikan teman-teman.

Mampir Dulu Sebelum Pulang

Al Hikmah Fesban
Gambar diambil saat di Kali Kromong

Setelah fesban, kita tidak langsung pulang. Mencari tempat untuk menikmati segarnya angin dan dinginnya air di Pacet. Nanggung kalo sudah sampai Pacet, tidak mampir dulu, hehe.

Membutuhkan waktu sekitar setengah jam, untuk sampai lokasi Sungai Kromong atau orang sekitar menyebutnya Kali Kromong.

Kali yang terkenal di daerah Pacet, dan lumayan banyak pengunjung yang berdatangan di tempat ini. Pengunjung bisa dari keluarga, teman, pacar, sahabat dan lainnya bisa ada disini. Karna wisata ini sudah tidak asing lagi di Mojokerto, khususnya di daerah Pacet.

Canda tawa kita tuangkan di tempat ini, beban yang ada semua terasa hilang. Fesban yang tadinya tidak maksimal, sudah tidak terfikirkan lagi.

Ada yang berenang, ada juga yang rendam kaki di air saja. Dan saya hanya bisa menonton, karna tidak membawa ganti baju untuk pakaian yang basah nanti.

Setelah dari tempat ini, kita langsung pulang, menuju basecamp tercinta dan melanjutkan untuk tidur siang di basecamp.

Tidak sadar, ini sudah menjadi kata terakhir dari cerita ini. Semoga kalian bisa memetik hikmah dari cerita ini.

Sekian dan sampai jumpa.

Salam berbagi untuk saling melengkapi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *